Masa Remaja identik dengan masa peralihan yang erat dengan kecenderungan unjuk diri, merasa memiliki otonomi atas diri sendiri, mencari identitas diri, dan perilaku berisiko lainnya. Eksplorasi remaja akan dirinya dan berbagai macam hal di luar dirinya tentu wajar terjadi selama masih dalam batasan tertentu. Oleh sebab itu, pendidikan seksualitas kepada remaja wajib diberikan di rumah maupun di sekolah. Butuh ketangguhan dan bekal ilmu untuk orang tua dan juga guru yang mendampingi para remaja. Maka sebagai upaya optimalisasi pendampingan siswanya, SMP Techno Insan Kamil Tuban mengadakan pelatihan “Psikoedukasi Pendidikan Seks” bagi seluruh Asatidznya.
Pelatihan yang diadakan hari sabtu, 18 November 2023 pukul 10.00-13.00 WIB ini dimaksudkan untuk memberikan bekal bagaiamana memberikan psikoedukasi pada siswanya terutama pada ranah pendidikan seksual. Guru harus memahami seperti apa bentik kekerasan seksual yang biasanya terjadi di satuan pendidikan dan bagaimana cara mengidentifikasinya. Guru juga harus belajar bagaimana mencegah dan menangani kekerasan seksual di satuan pendidikan. Seorang guru juga harus bisa mengarahkan siswanya dalam mengelola hubungan pertemanan dan rasa cinta yang sudah mulai muncul pada masa remaja atau ABG.
Dalam pelatihan yang bertempat di Gedung C Lantai 1 tersebut, SMP Techno Insan Kamil menghadirkan pakar dan praktisi psikoedukasi ibu Indartik, M,Psi, Psikolog, sebagai narasumber ahli. Beliau berbagi ilmu dan pengalaman beliau terkait bagaimana mendampingi dan memberikan edukasi anak masa remaja, khususnya dalam pendidikan seksualitas.
Pelatihan yang berlansung selama tiga jam tersebut diikuti oleh sekitar tiga puluhan peserta yang terdiri dari Asatidz SMP Techno Insan Kamil Tuban, perwakilan asatidz dari jenjang KB, TK, SD dan MA Sains Insan Kamil Tuban, serta perwakilan dari POTS. Pelatihan ini sengaja melibatkan semua unsur warga sekolah karena pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama. Harus ada sinergi yang apik semua pihak, pihak sekolah, keluarga dan juga masyarakat.
Setelah pelatihan ini diharapkan tidak ada lagi anggapan bahwa pendidikan seksualitas itu adalah hal yang tabu disampaikan pada anak. Guru dan juga orang tua harus tahu strategi yang tepat untuk membahas pendidikan seksualitas dengan anak.
Menurut Bu Indartik, pendidikan seksualitas harus dibicarakan dengan formal, dan dibuat bertahap sehingga anak dapat melindungi diri sendiri. Pendidikan seksualitas yang baik dapat diwujudkan dengan pendidikan seksualitas yang komprehensif, yang menyentuh aspek kognitif, emosional, fisik dan sosial dari seksualitas. Ini bertujuan untuk membekali anak-anak dan remaja dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang akan memberdayakan mereka untuk: mewujudkan kesehatan, kesejahteraan dan martabat mereka dalam mengembangkan hubungan sosial dan seksual yang saling menghormati.
Masih menurut beliau, yang sudah malang melintang di dunia Psikologi remaja, bahwa jika pendidikan seksual ini tidak diberikan secara komprehensif, bukan mustahil jika anak dapat terjebak dalam tindak perilaku seksual yang tidak sehat seperti melakukan hubungan seksual, terobsesi dengan lawan jenis dan benda-benda seksual, memiliki fantasi seksual yang tidak umum, kecanduan konten seksual,dan lain sebagainya.
Semoga dengan adanya pelatihan ini, seluruh komponen yang terlibat dapat mengoptimalkan peran masing-masing dalam memberikan pendampingan dan pendidikan seksualitas pada remaja di rumah maupun di sekolah untuk menyiapkan generasi muslim yang tangguh secara mental dan spiritual (lidja)