Dalam upaya membangun kebersamaan dan meningkatkan kreatifitas keluarga Besar Insan Kamil Tuban, pada tanggal 2 Januari 2024 Yayasan Bina Insan Kamil Tuban membuat sebuah kegiatan yang bertajuk “Workshop dan Pelatihan ecoprint”. Kegiatan inspiratif ini digelar sebagai bagian dari Program pembinaan YABIKA. Yang membuat acara ini semakin istimewa adalah bimbingan langsung oleh Ustadzah Nuraini atau yang akrab dipanggil Ustadzah Nunung. Beliau adalah seorang pengajar di Yayasan Bina Insan Kamil Tuban dan juga seorang yang telah lama berkecimpung dalam dunia ecoprint.
Ecoprint sendiri adalah seni mencetak menggunakan bahan-bahan alami, seperti daun, bunga, dan akar-akaran. Selain menghasilkan karya seni yang memukau, teknik ini mendukung pemakaian bahan-bahan yang ramah lingkungan dan mempromosikan kesadaran akan keanekaragaman tumbuhan di sekitar kita. Ustadzah Nunung juga menambahkan bahwa dengan ecoprint ini bisa menjadi sarana kita bertadabur akan kekuasaan Allah, kita juga bisa mengajak anak-anak untuk belajar menyaksikan kebesaran lewat beragam jenis daun yang diciptakan Allah sehingga bisa menambah kecintaan anak pada sang Khaliq.
Seluruh keluarga besar Yayasan bina Insan Kamil Tuban mulai dari Asatidz dan pegawai dari semua jenjang(TPA-KB-TK-SD-SMP-MA) serta tak ketinggalan kepala perwakilan pengurus Yayasan turut hadir dan berkumpul di Hall Center Insan Kamil untuk mengikuti kegiatan workshop yang unik ini.
Workshop dan pelatihan ini merupakan praktik berkelanjutan, semua peserta diajak untuk belajar step by step proses pembuatan ecoprin dengan Teknik stem. Peserta diberi kesempatan untuk mencoba teknik ini sendiri.Di Sesi pertama yang dilaksanakan tanggal 27 Desember 2023 yang dilaksanakan di masing-masing jenjang. Peserta diajak bagaimana menyiapkan media ecoprint yang berupa kain putih agar siap digunakan. Tahap pertama dilakukan adalah Proses Scouring, yaitu menghilangkan kotoran larut dan tidak larut yang ditemukan dalam tekstil sebagai kotoran alami, tambahan dan tambahan, misalnya, minyak, lilin, lemak, bahan nabati, serta kotoran. Proses ini dilakukan dengan merebus kain dengan larutan natrium carbonat dan dijemur hingga kering.
Setelah kain kering, para peserta masih melanjutkan dengan proses mordan, yaitu proses pemberian zat kimia dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan atau penyerapa pewarnaan pada ecoprint. Adapun cara mordan adalah dengan merendam kain dalam larutan soda, cuka dan tawas kemudian dijemur hingga kering. Dalam tahap ini, peserta juga dibekali ilmu tentang masa penyimpanan kain yang telah dimordan, yaitu tidak boleh lebih dari tujuh hari.
Proses pun terus berlanjut hingga sesi 2 yang merupakan puncak dari kegiatan workshop ecoprint ini, yaitu proses Stem. Pada tahapan ini, seluruh peserta diminta untuk menyiapkan bahan ecoprint yang berupa daun-daunan dan bunga pada H-2 pelaksanaan stem. Para peserta juga dibekali ilmu tentang bagaimana memilih daun atau bunga yang bisa digunakan sebagai sumber pewarna alami, cara menyimpan hingga cara menggunakannya.
Kreativitas mengalir bebas saat peserta mencetak motif alamiah pada kain, menghasilkan karya seni yang unik dan memukau. Dalam suasana kolaboratif yang hangat, peserta berbagi pengetahuan dan ide-ide, menginspirasi satu sama lain. Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti jalannya kegiatan stem ini mulai dari memilih daun, menata, membungkus hingga saat membuka hasil ecoprint yang sudah di stem.
Hasil workshop ecoprint ini adalah karya seni unik yang mencerminkan keindahan. Kain-kain yang dihiasi dengan motif-motif alami.
Kegiatan ini adalah langkah penting dalam mendukung program adiwiyata semua jenjang di Insan Kamil Tuban. Melalui edukasi, praktik berkelanjutan, dan pengembangan ekonomis seperti ini, Yayasan Bina Insan Kamil Tuban berharapa bahwa kegiatan ini akan menjadi aksi nyata bagaimana seni, lingkungan, dan pengembangan ekonomis bisa bersatu untuk menciptakan dampak positif dalam lingkup pendidikan.
Ibu Endang Sulastri selaku wakil dari pengurus Yayasan menyampaikan bahwa Workshop dan pelatihan tidak hanya berhenti dengan memproduksi kain ecoprint, tapi ini akan berkelanjutan hingga menjadi barang siap pakai dari hasil kain yang sudah diproduksi. “Ke depan hasil kain ecoprint ini mengkin bisa dimanfaatkan untuk baju seragam asatidz, InsyaAllah akan terlihat pantas dan pastinya akan membuat Asatidz bangga karena memakai hasil karya sendiri”Pungkas beliau.
Dokpri
Kreativitas peserta kegiatan tidak dibatasi hanya dengan pembuatan satu jenis barang siap pakai. Untuk meningkatkan daya tarik konsumen, dibutuhkan kreativitas pembuatan barang siap pakai dengan berbagai jenis produk. Harapannya, peserta kegiatan dapat berkreasi dan berinovasi secara mandiri untuk produksi dalam skala besar yang berkelanjutan. Melalui branding dan pemasaran produk kerajinan ecoprint yang menarik, diharapkan dapat memperluas konsumen hingga luar daerah.