Yayasan Bina Insan Kamil (YABIKA) Tuban berkhidmad pendidikan, sosial dan dakwah. Saat ini telah berusia 23 tahun. Murobbi Yabika, KH. M. Ihya Ulumiddin memberi nasihat dalam taujihnya agar Yabika meneguhkan kembali niat untuk ibadah. Berkhidmad untuk mendapatkan Ridlo Alloh Ta’ala.
“Milad itu untuk mengenang. Upaya mengenang menjadi masa lalu adalah peradaban. Karena itu milad upaya bersama untuk bersyukur apa yang diberikan oleh Allah sesuai dengan kadar niat. Yabika sangat perlu tahriru niat agar selamat dalam berkhidmad. Membangun yayasan harus untuk ibadah. Jika selalu untuk ibadah akan mendapatkan Ridlo Alloh Ta’ala”, nasehat Abi Ihya.
Murobbi yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Persyada Al Haromain memaparkan bahwa milad untuk menguatkan perjanjian pada Alloh Ta’ala Ta’ala untuk perjuangan, ini yang pertama. Yang kedua milad untuk meluruskan kembali niat.
Murobbi Yabika yang sehari-hari sebagai pengasuh Pesantren! Nurul Haromain Pujon Malang memberi nasehat bahwa Yabika harus berkhidmad untuk agama dan harus dilayani masyarakat dengan ikhlas. Melayani pendidikan, sosial dan dakwah dapat dikategorikan jihad.
Lebih lanjut Abi Ihya memaparkan bahwa wujudnya seorang murobbi adalah wajib untuk mendidik dan merawat. Guru sebaiknya berbicara dengan ilmu dan adab, Nara sumber Sarasehan dalam Milad ke-23 Yabika, Prof. DR. Ir. Indra Jati Sidi memaparkan bagaimana jadi guru dan orang yang efektif.
Guru besar ITB yang pernah jadi Dirjend Dikdasmen menegaskan bahwa para guru wajib mengembangkan diri agar menjadi guru berkwalitas. Semua memahami upaya meningkatkan kwalitas itu sangat berat. Untuk mewujudkan kwalitas dibutuhkan motivasi dan cita-cita.
Idra menjelaskan bahwa kinerja adalah perkalian antara motivasi potensi diri. Untuk meningkatkan produktivitas maka wajib mengatasi kelemahan kita dengan belajar Dalam sambutan Ketua Umum Yabika, KH. Imam Mawardi Ridlwan menyampaikan lima kunci untuk mendapatkan anugerah dan keridloaan Alloh Ta’ala.
“Yabika harus dibangun dengan niat yang tulus, ikhlas untuk menggapai Ridlo Alloh Ta’ala, ini yang pertama. Yang kedua semua harus berperan dan membangun sinergi bersama. Yang ketiga semua potensi diupayakan dapat dikembangkan dan dioptimalkan. Yang keempat sebaiknya menghindari egoisme yaitu penyakit keakuan, ananiyah. Dan yang kelima memulai dari diri sendiri dan diupayakan untuk selalu ajek ngaji, infaq dan saling menasehati”, papar Kyai Imam